Smart Garden: Inovasi Pertanian Modern Berbasis Internet of Thing dalam Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Perkotaan di Era Revolusi 5.0 (Rijal Daivu Duri)
Smart Garden: Inovasi Pertanian Modern Berbasis Internet of Thing dalam Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Perkotaan di Era Revolusi 5.0
(Rijal Daivu Duri)
Pertanian merupakan salah satu sektor penting yang tidak dapat dipisahkan dari siklus kehidupan manusia. Karena melalui sektor pertanian manusia dapat hidup dengan makmur dan tidak mengalami kelaparan. Sederhananya, sektor pertanian adalah pondasi kehidupan manusia. Walaupun demikian, di Indonesia luas lahan pertanian semakin hari semakin berkurang. Sebagian besar lahan pertanian telah diubah oleh manusia menjadi tempat permukiman dan industrialisasi. Hal ini dapat dibuktikan melalui grafik batang pada Gambar 1. yang menyebutkan bahwa, mulai pada tahun 2013 sampai dengan 2018 trend kecenderungan lahan sawah di Indonesia adalah mengalami penurunan (Data BPS dalam Kontakbanten.co.id, 2018). Sungguh ironi dan sedih melihat kenyataan tersebut.
Dampak utama yang paling dirasakan dengan berkurangnya lahan pertanian di Indonesia adalah terkait kerentanan ketahanan pangan nasional. Berdasarkan data Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Indonesia (2019), menyatakan bahwa standar nilai untuk kelompok wilayah kabupaten sebesar ≤ 41,52, kelompok wilayah kota sebesar ≤ 28,84, dan kelompok wilayah provinsi sebesar ≤ 37,61 merupakan kelompok wilayah dengan kerentanan ketahanan pangan yang paling memprihatinkan. Standar nilai untuk kelompok wilayah kota adalah yang paling rendah. Hal ini membuktikan bahwa, masih ada kota di Indonesia yang memiliki IKP lebih rendah dibandingkan dengan IKP kelompok wilayah kabupaten atau provinsi. Berikut Tabel 1. merupakan standar IKP dengan pembagian atas kelompok wilayah yang turut memperkuat pernyataan pada kalimat sebelumnya.
Berdasarkan pernyataan pada paragraf sebelumnya, maka ketahanan pangan kelompok wilayah kota harus terus diupayakan atau diusahakan agar mengalami peningkatan. Salah satu hal prioritas yang perlu disoroti untuk menunjang keberhasilan perwujudan dalam menciptakan ketahanan pangan kota yang baik adalah menciptakan sumber dari ketahanan pangan tersebut. Pertanian adalah sumber dari ketahanan pangan manusia. Oleh karena itu, menciptakan lahan pertanian di wilayah perkotaan adalah solusi yang paling baik dalam mendukung perwujudan ketahanan pangan masyarakat perkotaan yang baik. Selain itu, dengan menciptakan lahan pertanian di wilayah perkotaan akan mengurangi ketergantungan support bahan pangan dari luar kota.
Penulisan esai pada kali ini bertujuan untuk memberikan dukungan dalam menciptakan ketahanan pangan masyarakat perkotaan melalui ide kreatif dan inovatif yang berhubungan dengan sektor pertanian. Sedangkan untuk metode penulisan esai menggunakan telaah kepustakaan atau studi kepustakaan dengan memanfaatkan fasilitas pada google scholar.
Menciptakan lahan pertanian di perkotaan bukanlah perkara yang mudah. Karena telah diketahui bahwa, perkotaan adalah wilayah padat penduduk dan tidak banyak ditemukan lahan terbuka untuk melakukan aktivitas pertanian (Yendri dkk., 2017). Selain itu, aktivitas pertanian yang terkesan kotor juga tidak disukai oleh masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perlu adanya solusi kreatif dan inovatif dalam mendukung usaha menciptakan lahan pertanian di perkotaan. Solusi tersebut adalah melalui inovasi model pertanian dan pemanfaatan fasilitas Internet of Thing (IoT). Melalui inovasi model pertanian yang modern diharapkan dapat menarik perhatian dan minat masyarakat perkotaan untuk tidak lagi enggan melakukan aktivitas pertanian. Selain itu, melalui pemanfaatan IoT sebagai identitas era revolusi 5.0 juga dapat menambah daya tarik masyarakat perkotaan untuk melakukan aktivitas pertanian.
Smart garden merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut lahan pertanian kreatif dan inovatif di wilayah perkotaan. Smart garden dirancang untuk dapat diwujudkan dalam kondisi lahan sempit sekalipun. Karena ukuran lahan berapapun dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang modern. Secara sederhana smart garden merupakan smart green house yang terintegrasi berbasis Internet of Thing. Perbedaannya dengan smart green house pada umumnya adalah terletak pada komponen pendukungnya. Semakin besar ukuran smart garden, maka komponen penyusun dan pendukungnya juga akan semakin kompleks. Pada smart garden iklim pertanian harus dihadirkan secara langsung. Misalnya saja, penggunaan tanah pada smart garden tidak hanya sekedar diletakkan pada pot atau poly bag saja. Tetapi ditaruh langsung pada bagian dasar dari smart garden dengan sebelumnya disusun berdasarkan horizon tanah sederhana yang sesuai untuk kegiatan bercocok tanam. Tidak hanya itu saja, untuk mendukung keberhasilan budidaya tanaman di dalam smart garden maka setiap komponen pertanian akan dilengkapi dengan alat pengontrol yang datanya dapat langsung terkirim dan dilihat melalui smart garden mobile application. Dengan demikian masyarakat perkotaan sebagai user, dapat dengan mudah melakukan kontrol terhadap tanaman yang dibudidayakan dan dapat dengan langsung mengetahui keadaan dari tanaman budidaya.
Inovasi model pertanian yang diterapkan di perkotaan dengan memanfaatkan teknologi modern berbasis Internet of Thing besar kemungkinan dapat menciptakan iklim pertanian yang hampir mirip dengan iklim pertanian yang sesungguhnya. Sehingga keberhasilan masyarakat perkotaan dalam bercocok tanam dapat dipastikan akan sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Saputro dkk (2020) yang menyatakan bahwa, pemanfaatan kolaborasi antara teknologi dengan internet akan mendukung peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam aktivitas pertanian. Selain itu, pemanfaatan Internet of Thing dalam sistem pertanian modern akan semakin mempermudah kegiatan pertanian, juga akan semakin presisi dalam mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan serta mengetahui kebutuhan tanaman budidaya secara tepat (Ramady dkk., 2019).
Inti dari ide kreatif dan inovatif dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat perkotaan adalah membawa lahan pertanian yang ada di pedesaan ke dalam perkotaan dengan memanfaatkan fasilitas modern era revolusi 5.0, seperti Internet of Thing yang dihadirkan dalam suatu bangunan dengan istilah smart garden. Diharapkan melalui ide kreatif dan inovatif ini, dapat secara nyata mendukung ketahanan pangan masyarakat perkotaan. Kerentanan ketahanan pangan masyarakat perkotaan secara umum sebenarnya bermuara dari ketidakmampuan masyarakat perkotaan dalam menghasilkan bahan pangan secara mandiri. Sehingga terjadilah ketergantungan terhadap masyarakat pedesaan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan masyarakat perkotaan. Namun, apabila hasil panen masyarakat pedesaan kurang bagus maka akan menjadi bumerang bagi masyarakat perkotaan. Alasannya, karena bahan pangan yang akan dikirim kepada masyarakat perkotaan oleh masyarakat pedesaan tentunya hanya dalam jumlah yang sedikit dan pastinya belum bisa mencukupi kebutuhan bahan pangan masyarakat perkotaan.
Konsep ide kreatif dan inovatif pada penulisan esai kali ini, dibuat untuk mendukung perwujudan ketahanan pangan masyarakat perkotaan skala rumahan dan fleksibel, yang mana smart garden dapat dibangun menyesuaikan kontur dan luas lahan. Selain itu, karena esai pada kali ini hanya sebatas ide maka diharapkan semua pihak yang berkaitan dapat membantu dalam mewujudkannya. Sehingga tujuan mulia penulis untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat perkotaan dapat terealisasi dengan baik. Selain itu, juga dibutuhkan pihak-pihak terkait untuk membantu menyempurnakan ide kreatif dan inovatif dari esai kali ini. Sehingga harapan besar dan mulia dari penulis dapat membawa manfaat dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan terkait kerentanan ketahanan pangan masyarakat perkotaan di Indonesia.
0 Response to "Smart Garden: Inovasi Pertanian Modern Berbasis Internet of Thing dalam Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Perkotaan di Era Revolusi 5.0 (Rijal Daivu Duri)"
Posting Komentar