About

Perwujudan Diversifikasi Pangan Lokal Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di Era Revolusi 5.0 Berbasis Teknologi Pengemasan Modern Ramah Lingkungan (Andieny Mashita Putri, Marisa Nabila)

 


Perwujudan Diversifikasi Pangan Lokal Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di Era Revolusi 5.0 Berbasis Teknologi Pengemasan Modern Ramah Lingkungan

(Andieny Mashita Putri, Marisa Nabila)



    
    Pangan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan bangsa, karena pangan adalah hal dasar dalam pemenuhan kebutuhan setiap individu.Banyaknya tanah sawah yang beralih fungsi menjadi bangunan dan banyak bencana banjir yang terjadi dimana-mana menyebabkan gagal panen padi, yang akan berpengaruh pada kurangnya produksi padi, sedangkan jumlah penduduk akan semakin bertambah. Upaya diversifikasi pangan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras sebagai makanan pokok. (Badan Bimas Ketahanan Pangan, 2004).
    Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang ber-mata pencaharian sebagai petani. Selain sebagai negara agraris, letak posisi Indonesia juga dinilai sangat strategis yaitu secara geografis, Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, dari satu wilayah ke wilayah lain sumber daya alam Indonesia memiliki beragam potensi ketersediaan pangan, baik bahan pangan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin, maupun mineral. Bahan pangan sumber karbohidrat biasanya berasal dari serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan.
    Persaingan global antar negara yang semakin kuat mengharuskan suatu negara memiliki keunggulan kompetitif, sehingga negara berlomba-lomba dalam memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki untuk menciptakan suatu keunggulan yang tidak dimiliki negara lain. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengharuskan banyak negara berinovasi dengan mengembangkan kearifan lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya secara umum (Paramita, Muchlisin, & Palawa, 2018). Indonesia merupakan negara yang memiliki beribu keanekagaraman hayati. Berbagai jenis tumbuhan atau tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia kaya akan karbohidrat dan kandungan gizi lainnya, hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan bangsa. Salah satu jenis tanaman yang memiliki efek menguntungkan adalah Talas.
    Colocasia esculenta L.Schoot atau yang sering dikenal dengan tanaman talas merupakan jenis tumbuhan yang cukup digemari oleh masyarakat, tak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, tanaman talas dapat dibudidayakan dengan mudah karena memiliki daya tahan yang lebih kuat daripada tanaman pangan lainnya seperti padi dan jagung, tanaman talas mampu tumbuh dengan subur meskipun dengan musim yang berbeda dari sebelumnya. Tanaman talas memiliki nutrisi yang sangat lengkap dibandingkan dengan tanaman umbi-umbian lainnya, kandungan karbohidrat dalam talas mencapai 77,9%, selain itu talas juga mengandung zat amilopektin yaitu suatu zat yang membuat tekstur talas menjadi pulen dan lengket seperti beras ketan. Kandungan pati dalam talas mudah dicerna oleh tubuh. Tak hanya karbohidrat saja, talas juga mengandung protein yang lebih tinggi dari singkong dan ubi jalar. Dalam 100 gram talas terdapat 1,9 gram protein, sedangkan protein pada singkong sebanyak 1,2 gram dan pada ubi jalar sebanyak 1,8 gram. Talas juga kaya akan nutrisi seperti vitamin C, kalsium, fosfor, dan zat besi serta mengandung banyak serat yang bermanfaat untuk memperlancar proses pencernaan. Dari banyaknya kandungan nutrisi yang ada pada talas membuktikan bahwa talas layak dijadikan sebagai alternatif bahan pangan pengganti beras.
    Selama ini masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan mengolah bahan makanan dari talas sebagai produk yang sudah dikenal banyak orang dan dapat dijumpai di berbagai daerah seperti keripik dan biasanya hanya dijadikan talas rebus. Variasi produk dan rasanya juga sudah tidak asing bagi semua orang sehingga diperlukan inovasi dan kreativitas untuk menjadikan suatu produk unggulan dari produk lainnya. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi produk baru yang dapat meningkatkan daya tarik konsumen. Selain inovasi produk, bahan baku kemasan pun harus diperhatikan agar tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan Indonesia tercinta.
    Kemasan merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga dan mempromosikan suatu produk. Namun kita juga harus mempertimbangkan bahwa kemasan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Kemasan ramah lingkungan adalah kemasan yang mudah didaur ulang dan berasal dari sumber yang mudah diperbarui maupun bahan yang mudah terurai. Terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan dalam memilih kemasan ramah lingkungan yaitu bahan kemasan lebih ringan dari bahan sebelumnya, dapat mengurangi limbah, persentase daur ulang besar, sumber bahan yang dapat diperbarui, serta nilai estetika dan efisiensi produk.
    Inovasi makanan dari bahan dasar talas menjadi brownies merupakan hal yang masih jarang ditemui di lingkungan masyarakat. Talas memiliki kandungan karbohidrat yang mencapai 77,9%, sehingga brownies talas cocok dikonsumsi sebagai pengganti makanan pokok. Kita bisa membuat brownies talas secara mandiri di rumah dikarenakan bahan dasar talas yang mudah ditemukan di pasaran dan proses pembuatan yang tergolong cukup mudah. Selain itu, kita bisa membuat kreasi rasa dan bentuk sesuai dengan selera yang diinginkan. Tidak hanya untuk konsumsi pribadi, kita bisa memanfaatkan peluang ini dengan cara menjadikan produk brownies talas sebagai peluang usaha. Dalam membuka sebuah usaha tentunya perlu disiapkan rencana yang lebih matang, tidak hanya produk yang perlu disiapkan, namun kemasan dalam menjual produk juga sangat penting untuk diperhatikan dalam menarik konsumen. Kita juga harus mengupayakan untuk selalu menggunakan kemasan yang ramah bagi lingkungan agar limbah yang ditimbulkan tidak merusak lingkungan.
    Kotak box makanan bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah dan ramah lingkungan karena bisa didaur ulang. Contoh bahan yang aman dan cocok digunakan untuk mengemas produk makanan yaitu kardus SBS dan kertas Ivory.
    Kardus memiliki memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi sehingga memberikan kesempatan munculnya bentuk-bentuk baru yang menarik. Kertas kardus dapat divariasikan dalam bermacam-macam bentuk kemasan atau dikombinasikan dengan material lain sehingga menawarkan kemungkinan yang luas. Kardus dibuat dengan melaminasi beberapa lapis kertas menjadi satu dan memiliki dua tipe dasar. Tipe yang pertama yaitu kardus fourdrinier terbuat dari satu sampai empat lembar serat murni, sedangkan tipe yang kedua yaitu kardus silinder yang terbuat dari tujuh sampai sembilan lembar atau lapis dari daur ulang serat kertas. Kardus SBS (Solid Bleached Sulfate) dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Namun kardus ini tergolong cukup mahal.
    Kemasan dari bahan kertas Ivory memiliki sifat yang kokoh sehingga cocok digunakan untuk produk yang memiliki berat yang lebih. Kertas Ivory termasuk jenis bahan kertas coated, memiliki dua sisi berwarna putih dengan tekstur yang berbeda. Satu sisi bertekstur halus dan sisi satunya lagi sedikit kesat seperti HVS. Kesan eksklusif pada kertas Ivory menjadikan bahan kemasan dari kertas ini lebih banyak peminatnya. Gramasi/gramatur yang umum digunakan adalah 210 gram, 250 gram, 300 gram, dan 350 gram.
    Daya tarik kemasan juga memiliki pengaruh penting dalam memilih kemasan yang ramah lingkungan. Daya tarik kemasan dibedakan menjadi dua yaitu daya tarik visual (nilai estetika) dan daya tarik praktis (nilai fungsional).
    Daya tarik visual (nilai estetika). Daya tarik visual pada suatu kemasan mengacu pada penampilan yang dapat dilihat oleh mata. Mencakup unsur-unsur seperti pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk/logo, ilustrasi, huruf dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus bisa menarik respons positif yang diberikan konsumen secara spontan. Contoh bahwa kemasan berhubungan dengan emosi dan psikologis manusia yaitu ketika sering terjadi konsumen yang membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk merk lainnya walaupun harganya lebih mahal.
    Daya tarik praktis (nilai fungsional). Nilai fungsional pada kemasan dapat diartikan sebagai efektivitas dan efesiensi suatu kemasan yang ditujukan pada suatu konsumen maupun distributor. Daya tarik praktis dapat dipertimbangkan dengan faktor-faktor berikut : kemasan terbuat dari bahan ramah lingkungan, kemasan dapat digunakan kembali (reusable), kemasan dapat dengan mudah dibawa (dijinjing atau dipegang), memiliki porsi yang sesuai dengan isi produk, kemasan bersifat memudahkan konsumen untuk menghabiskan isi produk dan mengisi kembali dengan produk yang dapat diisi ulang.
    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia dapat diwujudkan melalui diversifikasi pangan lokal dengan tetap memperhatikan sumber bahan kemasan agar tidak menimbulkan permasalahan limbah yang sulit terurai. Brownies talas merupakan contoh dari diversifikasi pangan lokal yang bisa dijadikan sebagai sumber makanan utama pengganti nasi dikarenakan tingginya kadar karbohidrat yang terkandung dalam talas. Di era revolusi 5.0 ini sudah waktunya kita mulai mengembangkan pengemasan modern yang ramah lingkungan. Namun, untuk mewujudkan model pengemasan modern ramah lingkungan diperlukan pertimbangan yang lebih dalam. Mulai dari pemilihan bahan dasar pembuatan kemasan, seberapa besar persentase limbah kemasan tersebut bisa didaur ulang, hingga aspek nilai fungsional kemasan. Bahan yang cocok digunakan untuk kemasan ramah lingkungan untuk brownies talas ini yaitu kardus SBS dan kertas Ivory. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga kita harus bisa menyesuaikan kemasan dari bahan dasar apa yang cocok digunakan untuk produk yang akan dipasarkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perwujudan Diversifikasi Pangan Lokal Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di Era Revolusi 5.0 Berbasis Teknologi Pengemasan Modern Ramah Lingkungan (Andieny Mashita Putri, Marisa Nabila)"

Posting Komentar