Mandeh-Adi Kurniawan
MANDEH
(Karya Adi Kurniawan)
:untuk ibuku yang berjasa mengajarkan dunia dan menabir ketaksaannya
Sebelum sabda kutemui pada persinggahan rambang
Belum kuterjaga akan hadirmu dalam resah ringkih yang bertengger dipelabuhan iman
Kembang pastura tak lagi berbunga dalam penglihatan
Sedang aku memandang dunia tiada penuntun jalan pulang
Disaat fatwa kebaikan melaung kala penghibur cantik mendemonstrasi siang-malam
Kemudian lumut yang bersandar pada punggung rumah menjelma kelam pelan-pelan
Sebelum engkau kutemui dipenghujung jemawa yang singgah pada pikiran
Belepotan sudut dunia dengan rupa makhluk-makhluk jalang
Apalagi patronasi yang mengundang petaka denai pejajaran
Sampai-sampai mereka yang batil bersumpah untuk mengintil
Rela menjelma persona sumbang dan mengakrabi keabadian
Sebelum kusadari, bahwa menelapakkan kiprah pada koridor durjana ialah rugi
Aku terlelap pada ajakan cela yang mengitari
Kemudian cepat-cepat kau penggal tali peranti yang membuhuli
Kealiman kau ajarkan pada tiap-tiap peristiwa yang datang
Tiada redup jalan pulang apalagi pasah dalam semesta
Karena tuntunan dan petuahmu menjalar dibilik kardia dan asa
Menuju benak hingga berkelindan mengisi mantikku yang tiada sempurna
“Tetepa kantos bilih wonten sekitaripun sampeyan kebak kalih kejahatan
Kula ajeng menuntunipun dados tiyang ingkang melahirkanipun sampeyan
Mboten ajeng kula napa kajengipun sampeyan piyambakan”
Tutur katamu mengusir fasad yang menyeruk cekung lembah pilu pela
Dibalik kasih yang kau serahkan, menyelinap arti padu tiap-tiap guna
Lalu, untuk memantapkan pelukan kehangatan
Kau rajut benang-benang dari domba yang meruntuk kedinginan
Kemudian semalaman kau abaikan jeritan pepohonan kala kau tebang untuk jadi sampan
Kujenguk cahaya hidayah Maha Rahman dibawah rembulan
Malaikat-malaikat sempoyongan mengantarkan mantra mantra yang kau langitkan
Untuk kemudian ditaburkan disetiap langkah perjalanan
Tak lupa kau rapatkan jejak-jejak kaki mentari
Untuk aku daki membesuki bimasakti surgawi
Sampai detik ini,
Semua aku rangkai pada tali peranti cerita yang terus membekas dilangit-langit kepala
Meranum abjad hingga membentuk kosa-kata nan peristiwa pada catatan nostalgia
Sekian jasa dan pengorbanan yang kau agihkan
Aku mulai menata proposal masa dibilik-bilik pustaka
Mentirakati hati yang candu akan nasihat dan petuahmu
Untuk aku suai selaras dengan mimpiku
Jika pribadi mulai merindu pada waktu yang terlampaui
Maka abdi akan terus mengabdi mencari arti
“Supados donya saged dados papan paling nyaman baginipun sampeyan
Ajeng kula lampahaken segaya upaya kangge sampeyan”
Tiada ujaran pun amal kan mangungkap semumbung rindu yang menjamu tiap malamku
Engkau yang meramu lafal kerap menjadi lebih dari sekedar panutan ataupun pahlawan
Menuai kesetiaan, pelawaan, bahkan kasih sayang untuk anakmu yang pembangkang
Hingga berhasil menciptakan filantropi yang menyelar dibalik renjana terlampau
Tiada derma kan cukup membalas ragam perangai yang kau abdikan
Kecuali do’a yang ku rapal disetiap detak pembuluh kardia badan
Akan selalu memuncak menuding arwana, mengalun ditebing-tebing dirgantara
Sampai membendung dibatas atmosfer udara dan menukik disela-sela tarian aurora
0 Response to "Mandeh-Adi Kurniawan"
Posting Komentar