Essay : "OPTIMALISASI IPTEK MELALUI KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PERAN AGENT OF EXCHANGE DALAM MENDORONG TRANSFORMASI DIGITAL "

OPTIMALISASI IPTEK MELALUI KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PERAN AGENT OF EXCHANGE DALAM MENDORONG TRANSFORMASI DIGITAL

Cahya Kumala Dewi, M. Saifullah Yusuf Hilya, Putri Maya Syaefani, Shofa Hurotul Aini

Pendahuluan

    Di era digital saat ini, pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan. Mahasiswa, sebagai agen perubahan dan inovator masa depan, memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak dalam mendorong transformasi digital di perpustakaan. Dalam konteks ini, peran mahasiswa sebagai Agent of Exchange menjadi kunci dalam optimalisasi pemanfaatan IPTEK untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan perpustakaan.

    Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan buku-buku dengan jangkauan materi yang menjangkau berbagai macam ilmu dan menjadi sarana dan prasarana kebutuhan informasi dan pengembangan budaya baca merupakan fungsi dari perpustakaan. Perpustakaan ini memiliki peran penting akan peningkatan budaya baca di kalangan mahasiswa. Dengan baca membaca, mahasiswa akan memperoleh infromasi dan ilmu pengetahuan yang berharga. Pengertian perpustakaan lebih umum menurut Sulistyo-Basuki (1993: 3) adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya di simpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dan menurut UNDANG-UNDANG (UU) NO. 43, LN.2007/NO.129 bahwa sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa; bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam; bahwa ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan perpustakaan masih bersifat parsial dalam berbagai peraturan sehingga perlu diatur secara komprehensif dalam suatu undang-undang tersendiri.

    Sayangnya, banyak perpustakaan yang masih menggunakan metode manual dalam sistem layanannya dapat mengganggu atau menghambat waktu proses administrasi sehingga akan memakan waktu, rawan terjadinya kesalahan input, rentan hilangnya, dan rusaknya data. Terhambatnya proses adminsitrasi maupun layanan mengakibatkan rendahnya niat baca mahasiswa. Pandangan mahasiswa terhadap perpustakaan yang ketinggalan zaman sudah merajalela. Dengan pengembangan sistem layanan perpustakan yang terbaharui, efektif, dan efisien dapat memberikan kemudahan dalam proses pengelolaan pengembalian dan peminjaman dalam layanan perpustakaan. Pemanfaatan sistem layanan berbasis desktop akan memudahkan karyawan dalam proses administrasi, mengurangi kesalahan input, dan menjaga keamanan data. Oleh karena itu, pentingnya sistem layanan perpustakaan yang dirancang untuk membantu administrator perpustakaan.

Rumusan Masalah

1. Saat ini, pelayanan perpustakaan masih dijalankan secara manual, yang menyebabkan risiko terjadinya kesalahan dan ketidakakuratan dalam mencatat data buku yang masuk dan keluar.
2. Terdapat kesalahan yang terjadi dalam proses pengelolaan yang tidak sesuai, yang menghambat akurasi informasi mengenai peminjaman. 
3. Keterbatasan penggunaan sistem informasi juga menghalangi kemampuan perpustakaan dalam mengelola buku dengan efisien.

Daftar Pustaka

Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

UNDANG-UNDANG (UU) NO. 43, LN.2007/NO.129, TLN NO.4774, LL SETNEG : 27 HLM

Subscribe to receive free email updates: